Menko Pangan dan Mendag Tinjau Harga Bapok di Pasar Dukuh Kupang Surabaya

0
118
Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan, dan Menteri Perdagangan Budi Santoso saat di Pasar Dukuh Kupang Surabaya.

SURABAYA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia Zulkifli Hasan, dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (RI) Budi Santoso meninjau Pasar Dukuh Kupang Surabaya, Jumat (20/12). Dalam kunjungannya, mereka memantau ketersediaan dan harga kebutuhan bahan pokok (bapok), dengan mendatangi beberapa stand pedagang bapok, seperti bawang, minyak goreng, beras, daging sapi, daging ayam, dan telur.

Zulkifli Hasan mengatakan harga kebutuhan bapok di Pasar Dukuh Kupang Surabaya cukup stabil. Selain itu, stok bapok juga relatif aman.

“Stok cukup, barangnya banyak, harga-harga cenderung turun sedikit, kita boleh katakan stabil. Ayam Rp 36 ribu per kg, daging sapi Rp 130 ribu per kg nya, bawang merah Rp 35 ribu, bawang putih Rp 42 ribu, dan MinyaKita Rp 15.700. Beras juga cenderung stabil harganya,” katanya.

Sedangkan untuk harga telur, ia mengaku ada sedikit kenaikan namun masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). “Memang ada kenaikan tapi relatif sedang, HET Rp 29 ribu. Kalau telur Rp 24 atau Rp 25 ribu, peternak bisa tutup,” tuturnya.

Karena itu, pemerintah menerapkan HET agar para petani dan peternak tidak mengalami kerugian. “Jadi harga jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kalau terlalu rendah, misal cabai kalo lagi musim Rp 17 ribu ya petaninya rugi. Maka kita bikin HET,” terangnya.

Jika harga bahan pangan mengalami kenaikan, Zulkifli Hasan mengimbau pemerintah daerah (pemda) melakukan intervensi melalui subsidi. “Kita jaga kalau harga tinggi sekali akan intervensi, subsidi. Pemda kan ada dana cadangan, itu dipakai,” imbaunya.

Ia juga memastikan, meski saat ini memasuki cuaca ekstrem, stok bahan pangan dipastikan aman. “Aman stoknya. Sekarang gula ada 1,4 juta. Beras ada 8 juta lebih dan 2 juta di Bulog, jadi aman,” ujar dia.

Di samping itu, terkait dengan pajak beras, Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa bahan pangan beras, baik medium maupun premium tidak akan dikenakan PPN 12 persen.

“Tidak ada, medium dan premium tidak. Pangan tidak kena pajak apapun (termasuk) yang (terkena pajak) 12 persen. Mau beras medium atau premium sama harganya tidak tambah PPN 12 persen. Tidak ada PPN untuk medium dan premium,” tegasnya.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Agus Imam Sonhaji menyampaikan, dengan ketersediaan stok bahan pangan yang tercukupi di Kota Pahlawan, masyarakat diimbau tidak perlu panic buying. Sebab, Pemkot Surabaya melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menyediakan Kios atau Warung TPID di sejumlah pasar tradisional di Surabaya.

“Yang mana menyediakan barang-barang pokok seperti, beras, gula, dan minyak. Pedagang di pasar bisa kulak di TPID dengan harga yang memang sesuai dengan ketentuan di Kemendag,” kata Agus.

Ia menerangkan bahwa Pemkot Surabaya telah menghitung kebutuhan warga Kota Pahlawan. “Kita jaga agar stok tersedia selalu. Kita sudah hitung stok tiap bulan, posisi kebutuhan dengan ketersediaan itu angkanya 2, artinya ketika orang butuhnya 1, masih ada stok 1 lagi,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Surya, Agus Priyo memastikan bahwa harga beras dan minyak relatif terkendali. “Daya beli masyarakat cenderung standar, apalagi ini lagi Nataru biasanya agak naik, tapi beberapa hari ini cenderung landai, tidak ada penurunan atau peningkatan. Sudah kami pastikan juga, tidak perlu ada panic buying karena stok di Surabaya aman,” ungkapnya.

Agus Priyo mengaku, PD Pasar Surabaya juga telah melakukan antisipasi terhadap penambahan stok bahan pangan menjelang Nataru. Seperti MinyaKita dan beras. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here